Selamat datang di Siluet Inspirasi - Kami akan selalu memberikan yang terbaik untuk anda terutama dalam informasi yang berkaitan dengan artikel anak. Segala hal tentang artikel maupun buku-buku akan terus kami update dan semua itu hanya untuk anda nikmati bersama kami. Saran dan masukan membangun akan senantiasa kami tunggu, terimakasih.( Present By : End_dark Production )
 

Rabu, 10 November 2010

MENTAL BLOCK


Pernah mendengar "Mental Block"? mental block adalah suatu kondisi hambatan mental yang dialami oleh seseorang karena sikap dan perlakuan yang diterimanya dari orang lain maupun dari dirinya sendiri yang mengakibatkan orang tersebut menjadi psimistis, lemah, selalu merasa tidak mampu. Pengaruh dari mental block tersebut akan terbawa terus sampai orang tersebut merasakan dan menyadari diri bahwa anggapan-anggapan selama ini yang dihadapi akan sangat menghambat dirinya pada suatu perubahan.
Contoh-contoh dari mental block yang sering kita temui adalah pernyataan-pernyataan yang disertai oleh perlakuan tidak baik dari orang tua kepada anak, dari teman, dari orang dewasa kepada anak-anak, atau bahkan dari seorang guru kepada peserta didiknya. Contohnya antara lain :
1. Kamu memang anak yang bandel/ nakal, mama kan sudah sering bilang apa sama kamu!
2. Kamu memang anak yang bodoh, begitu saja tidak bisa!
3. Dasar anak tidak tau malu, setiap hari kerjaannya minta-minta terus!
4. Makanya jadi anak jangan pendek ato cebol, gitu saja tidak sampai!
5. Kamu itu anak kampung jangan bermimpi punya mobil, sampai kapanpun keturunan
orang miskin akan tetap miskin!
6. Ngaca dulu wajahmu, sudah jelek jangan mimpi punya pacar yang cantik!
Itulah beberapa mental block yang sering kali didapatkan oleh kebanyakan anak dari perlakuan orang dewasa; bisa dari teman, orang tua, guru dan lainnya. Dimana hal tersebut tidak disadari oleh pelakunya ternyata ucapan ataupun perlakuan yang dilakukannya tersebut telah tersimpan dan mengendap di otak bawah sadarnya sehingga membentuk ataupun menghambat perkembangan mentalnya sehingga tertanam dalam diri anak tersebut sebagaimana apa yang didapatkan dari orang lain tersebut.
Mental block sama persis dengan bagaimana proses seorang pawang gajah menjinakkan gajah yang didapatkan dari hutan yang awalnya masih brutal, ganas, liar kemudian menjadi jinak dan menurut apapun yang diperintahkan oleh sang pawang. Bagaimana cara seorang pawang menjinakkan gajah liar? prosesnya adalah menanamkan mental block kepada gajah dengan cara dikarantina selama 3 bulan, proses menanamkan mental block kepada seekor gajah tentunya tidak dengan ucapan/ kata-kata negatif kepada gajah, melainkan dengan perlakuan yang berat kepada gajah. Perlakuan yang dilakukan oleh seorang pawang gajah liar adalah dengan cara memborgol kaki gajah dengan rantai yang cukup besar yang kemudian diikatkan pada tiang beton yang tidak akan mampu dirobohkan oleh seekor gajah sebesar dan sekuat apapun. Dari awal gajah akan selalu berontak, melawan sekuat tenaga denga harapan bisa melarikan diri kehutan, namun usahanya selalu sia-sia saja. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, gajah selalu gagal dalam percobaan melarikan diri ( Coba kalau gajah punya uang banyak seperti gayus, bisa dipastikan gajah bisa menyuap pawang untuk sekedar berlibur di hutan habitatnya yang cukup enak, he...he...he... ) Dari kegagalan percobaan kabur yang berulang-ulang dilakukan oleh gajah tersebut akhirnya tertanam mental block pada seekor gajah tersebut "Saya ( Gajah ) tidak akan pernah bisa melarikan diri, usahanya akan selalu sia-sia" meskipun setelah 3 bulan gajah tersebut kakinya sudah dilepaskan dari belenggu rantai yang besar. Akhirnya gajah yang terkenal liar dan kuat bisa menjadi gajah yang jinak dan menurut apapun yang diperintahkan oleh seorang pawang.
Akankan kita selaku orang tua dirumah, seorang guru disekolah akan menanamkan mental block kepada anak-anak kita?
Selain mental block yang ditanamkan dari orang lain, akan jauh berbahaya lagi kalau mental blockitu berasal dari diri sendiri. Banyak sekali anak-anak yang mengalami banyak kegagalan karena
metal block yang ditanamkan oleh dirinya sendiri, sebagai contoh ; seorang pelajar selalu psimis, selalu merasa tidak mampu yang selalu dibisikkan dalam dirinya "Saya tidak bisa, saya tidak
mampu, matematika pelajaran yang susah, IPA pelajaran yang menakutkan, Bahasa Inggris pelajaran yang membosankan, susah bisa lulus ujian nasional". dll. Perasaan psimis itulah yang
sebenarnya membuat potensi dirinya menjadi kerdil bahkan bisa mati. Oleh karena itu tidak sepantasnya seorang itu menilai dirinya dengan hal-hal yang negatif tetapi sebaliknya seseorang
sudah seharusnya senantiasa menilai dan memotivasi dirinya dengan sesuatu yang positif yang bisa membakar semangat dirinya untuk menuju keberhasilannya.Karena kenyataan yan akan
terjadi pada diri kita sesungguhnya akan sessuai dengan apa yang kita sangkakan pada diri kita. Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman " Sesungguhnya Aku ( Allah) akan sesuai/
mengikuti prasangka hambaKu".

By : Endar Suharyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar